Beauty & Sadness (Book Review Indonesia)
Judul : Beauty & Sadness
Penulis : Yasunari Kawabata
Penerjemah : Zulkarnaen Ishak
Penerbit : Immortal Publisher
Cetakan : Pertama, 2017
Halaman : 248
Ukuran : 13 x 19 cm
ISBN : 976-602-1124-89-9
Rate : 4.5/5.0
."Waktu dan sungai tidak akan pernah mengalir ke belakang"
Saya amat antusias setelah membaca buku ini. Karena saya pikir ini sekuel dan ada lanjutannya. Tapi ternyata TIDAK!! ada kecewa, sih. Karena setelah saya cari tahu tentang penulis buku ini ternyata sudah meninggal pada tahun 1972. Dan ini salah satu novelnya, tidak ada kelanjutan karena diduga penulisnya, Yasunari Kawabata, bunuh diri karena cinta yang gelap di kehidupan nyatanya.
.
Yasunari Kawabata adalah orang pertama di Jepang yang menerima Nobel Sastra pada tahun 1968. Banyak buku-bukunya yang diminati seluruh dunia bahkan sampai detik ini.
.
Butuh waktu berhari-hari untuk menamatkan novel ini, karena walaupun hanya 240-an halaman, ceritanya cukup padat, dan ada banyak bagian yang vulgar dan ditulis dengan indah. Meski dari sudut pandang lain, lelaki tua dalam tokoh novel ini sibuk menyembulkan tentang buah dada, Otoko dan Keiko (Perempuan dalam tokoh)
.
Barangkali, ini novel Kawabata dengan tema bercabang, juga alurnya yang bagi saya begitu membagongkan. Sudah ditebak, psikologis tokohnya labil, TAPI PENGGAMBARANNYA AMAT JELAS bahkan bisa saya imajinasikan ketika saat membacanya. Begitu indah setiap narasi dan kata yang termaktub dalam buku ini. Dan setelah membaca buku ini, saya pasti akan membeli karya-karyanya yang lain.
.
Jika ditarik oleh garis besar, menurut saya setiap tokohnya hidup dengan dibayangi oleh masa lalu, dan secara perlahan-lahan menuntun mereka menuju kehancuran dan juga, saya mendapatkan hal yang unik lagi tentang Otoko yang cintanya begitu besar kepada pak tua Oki Toshiro, seorang novelis yang terkenal dan sukses menyembunyikan kenyataan cintanya kepada Otoko di dalam novelnya 'Gadis Enam Belas Tahun'.
.
Rating dari saya untuk buku ini:
4.5/5.0
Minus 1, karena sampai sekarang saya jadi memikirkan nasib Keiko dan Taichiro di dalam buku ini. Saya jadi risau memikirkan "buku ini harusnya ada lanjutannya" karena saya begitu memikirkan nasib Keiko yang terlanjur jatuh cinta pada Taichiro, anak Oki harus hancur kehidupan keluarganya
Comments
Post a Comment